×
image

Hardiknas 2025, Pemkot Jaktim Alarmkan Lonjakan Tawuran dan Bullying di Sekolah

  • image
  • By Shandi March

  • 02 May 2025

Ilustrasi. Pemkot Jaktim Alarmkan Lonjakan Tawuran dan Bullying di Sekolah. (IG@LBJ)

Ilustrasi. Pemkot Jaktim Alarmkan Lonjakan Tawuran dan Bullying di Sekolah. (IG@LBJ)


LBJ - Peringatan Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) 2025 menjadi momen refleksi bagi Pemerintah Kota Jakarta Timur untuk menyoroti permasalahan serius di lingkungan sekolah, yaitu meningkatnya kasus tawuran dan perundungan.

Plt Wali Kota Jakarta Timur, Iin Mutmainnah, menekankan bahwa masih banyak pekerjaan rumah yang harus diselesaikan, terutama dalam membina karakter siswa agar tercipta suasana belajar yang aman dan kondusif.

"Satu hal memang tentu masih ada PR (tugas) bagaimana dari hal tersebut masih juga menyisakan beberapa kejadian-kejadian yang tentu menjadi pembinaan kita terhadap anak-anak atau siswa-siswi yang memang masih perlu menjadikan perhatian," ujar Iin saat memimpin upacara Hardiknas di halaman Kantor Wali Kota, Jumat (2/5).

Baca juga : Pemprov DKI Uji Coba Sekolah Swasta Gratis di Wilayah Rawan Akses Pendidikan

Pernyataan tersebut merespons kondisi nyata di lapangan, di mana kekerasan antar pelajar tak kunjung mereda, bahkan cenderung meningkat. Berdasarkan data dari Polres Metro Jakarta Timur, terdapat lonjakan signifikan jumlah tawuran sepanjang pertengahan 2024.

Tercatat, tujuh kasus terjadi pada Juni, naik menjadi 12 kasus di Juli, dan melonjak lagi menjadi 16 insiden sepanjang Agustus. Dalam tiga bulan, total 35 peristiwa tawuran mengganggu ketertiban warga dan mencoreng dunia pendidikan.

Kawasan Duren Sawit menjadi salah satu titik paling rawan. Sepanjang November hingga awal Desember 2024, lima insiden tawuran terjadi di sana, menjadikan wilayah itu sebagai zona merah. Tak hanya itu, seluruh kecamatan di Jakarta Timur juga tidak luput dari insiden serupa.

Iin menegaskan bahwa penyelesaian masalah ini tidak bisa dilakukan oleh satu pihak saja. Pemkot Jaktim menggandeng berbagai unsur, mulai dari kepolisian, pengurus RT/RW, camat, lurah, hingga para orang tua siswa untuk bergerak bersama dalam mencegah kekerasan di sekolah.

Baca juga :39 Siswa Nakal di Purwakarta Dibina di Barak Militer, 1 Orang Kabur Sebelum Pelatihan

"Tentu ini menjadi khusus karena memang kaitannya kita harus berkoordinasi tadi secara kolaboratif, termasuk juga dengan unsur empat pilar," tegasnya.

Pendekatan yang digunakan Pemkot Jaktim mengacu pada strategi kolaboratif berbasis pentahelix, yakni melibatkan pemerintah, masyarakat, akademisi, media, dan pelaku usaha.

Dalam jangka pendek, pihaknya terus menggelar sosialisasi bagi pelajar dan tenaga pendidik agar tercipta lingkungan belajar yang nyaman dan bebas intimidasi. Meski begitu, Iin mengakui bahwa proses pembinaan harus berlangsung secara berkelanjutan karena karakter dan budaya sekolah tidak bisa berubah seketika.

"Yang tadi saya katakan itu kan salah satu penyimpangan ya, bagaimana dalam membina. Itu kan tidak serta merta pun langsung sempurna, dalam proses pendidikan itu kan terus-menerus keberlanjutan (sustainable)," jelasnya lagi.

Baca juga :Keracunan Miras Oplosan di Penjara Bukittinggi: 2 Tewas, 3 Masih Kritis

Iin berharap kolaborasi yang dibangun mampu menurunkan angka kekerasan di sekolah, seperti yang tercatat selama libur Lebaran 2025, di mana kasus tawuran tercatat menurun drastis.***


Update Cepat, Info Lengkap! Join Whatsapp Channel Kami Klik Disini

Popular Post