Puluhan Warga Gaza Tewas dalam Serangan Israel, PBB Desak Akhiri Blokade
By Cecep Mahmud
02 May 2025

Osama Al-Raqab, bocah berusia lima tahun dari Khan Younis, menderita malabsorpsi dan kekurangan gizi parah (foto X/@gazanotice)
LBJ - Sedikitnya 29 orang dilaporkan tewas akibat serangan udara Israel di Jalur Gaza. Informasi ini disampaikan oleh badan pertahanan sipil Gaza. Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mendesak Israel untuk mencabut blokade terhadap wilayah Palestina. PBB juga menuntut agar bantuan kemanusiaan segera diizinkan masuk.
Serangan Israel menghantam sebuah rumah keluarga Abu Sahlul di kamp pengungsi Khan Younis. Peristiwa tragis ini menewaskan setidaknya delapan orang. Pejabat pertahanan sipil Mohammed el-Mougher menyampaikan informasi ini.
Empat warga lainnya tewas dalam serangan udara di lingkungan Tuffah, Kota Gaza. Lokasi tepatnya berada di sebelah timur Shaaf. Selain itu, 17 orang lainnya dilaporkan tewas dalam berbagai serangan di seluruh wilayah kantong tersebut pada hari Kamis. Salah satu serangan menghantam tenda yang menampung warga sipil terlantar di dekat Deir el-Balah.
Saksi mata menggambarkan kehancuran yang meluas di Khan Younis kepada kantor berita AFP.
Baca juga: AS Bela Israel di Sidang ICJ Terkait Bantuan Kemanusiaan Gaza
Ahmed Abu Zarqa, seorang saksi mata, mengatakan, "Kami datang ke sini dan mendapati semua rumah hancur. Anak-anak, wanita, dan orang muda semuanya hancur berkeping-keping."
Ia menambahkan, "Cukup, kami lelah. Kami tidak tahu lagi harus berbuat apa dengan hidup kami. Kami lebih baik mati daripada menjalani hidup seperti ini."
Pengeboman ini terjadi di tengah peringatan serius mengenai situasi kemanusiaan di Gaza. Wilayah tersebut telah berada di bawah blokade total Israel selama dua bulan terakhir.
Kepala hak asasi manusia PBB, Volker Turk, menyatakan keprihatinannya. Ia mengatakan kondisi yang diberlakukan Israel terhadap warga Palestina di Gaza "semakin tidak sesuai dengan keberlangsungan keberadaan mereka sebagai sebuah kelompok".
Turk juga memperingatkan bahwa tindakan menjadikan kelaparan sebagai metode peperangan dapat dianggap sebagai kejahatan perang.
Tareq Abu Azzoum dari Al Jazeera melaporkan langsung dari lapangan mengenai krisis kemanusiaan di Gaza. Ia menyatakan bahwa warga Palestina berada di ambang kelaparan massal.
Baca juga: Kebakaran Hutan Hebat Landa Israel Dekat Yerusalem, Status Darurat Nasional
"Orang tua benar-benar mulai melewatkan waktu makan dan anak-anak kini makan makanan basi. Makanan kaleng telah menjadi barang mewah," ujarnya.
Toko roti yang didukung bantuan telah tutup akibat kekurangan parah. Program Pangan Dunia dilaporkan kehabisan stok, menyebabkan dapur umum kewalahan dan hampir tidak beroperasi.
Warga setempat mendesak pembentukan koridor kemanusiaan yang aman dan berkelanjutan. Mereka menekankan bahwa bantuan yang signifikan hanya dapat masuk jika Israel mengizinkannya.
Blokade yang kini memasuki bulan kedua membuat banyak warga Gaza merasa tidak hanya mengalami keadaan darurat kemanusiaan. Mereka juga merasakan "penderitaan yang direkayasa" yang menyebabkan kelaparan dalam skala yang menghancurkan.
Kepala kemanusiaan PBB, Tom Fletcher, menyuarakan kekhawatiran serupa pada hari Kamis.
"Bantuan dan nyawa warga sipil yang diselamatkannya tidak boleh dijadikan alat tawar-menawar," tegasnya.
Ia menambahkan, "Memblokir bantuan itu membunuh. Itu menimbulkan hukuman kolektif yang kejam.
" Fletcher mengkritik usulan Israel untuk mendistribusikan bantuan secara pribadi di Gaza. Ia menilai usulan tersebut tidak memadai dan tidak sesuai dengan prinsip-prinsip dasar kemanusiaan.
"Kepada otoritas Israel, dan mereka yang masih bisa berunding dengan mereka, kami katakan lagi: cabut blokade brutal ini. Biarkan para pekerja kemanusiaan menyelamatkan nyawa," serunya.
Badan-badan PBB, termasuk UNRWA, melaporkan bahwa lebih dari 3.000 truk bantuan tertahan di perbatasan Gaza. Mereka tidak dapat mengirimkan pasokan penting. Sekitar satu juta anak-anak disebut berada dalam bahaya.
"Pengepungan harus dihentikan," tegas UNRWA melalui unggahan di platform X.
Baca juga: Amnesty International Tuduh Israel Lakukan Genosida yang Disiarkan Langsung di Gaza
Kewajiban Israel untuk memberikan bantuan kemanusiaan kepada warga Palestina di Gaza dan Tepi Barat juga menjadi pembahasan di Mahkamah Internasional (ICJ). Sidang selama seminggu ini merupakan tindak lanjut permintaan pendapat penasihat dari Majelis Umum PBB tahun lalu.
Pada hari keempat sidang, duta besar Qatar untuk Belanda, Mutlaq al-Qahtani, menyampaikan pernyataan di hadapan pengadilan. Ia mengatakan bahwa Israel telah melanjutkan "perang genosida terhadap rakyat Palestina".
Al-Qahtani juga menyoroti peningkatan upaya pembangunan permukiman di Tepi Barat.
Warga Palestina di Gaza terus menghadapi "kondisi seperti kelaparan" akibat Israel yang terus memblokir "setiap pengiriman bantuan yang menyelamatkan nyawa", lanjutnya.
Diplomat Qatar tersebut juga menyatakan bahwa Israel telah membahayakan keberadaan badan PBB untuk pengungsi Palestina, UNRWA.
UNRWA disebutnya sebagai "tulang punggung" bantuan kemanusiaan dan pembangunan di wilayah pendudukan.***
Update Cepat, Info Lengkap! Join Whatsapp Channel Kami Klik Disini