Gegara Warisan, Adik Diduga Bunuh Kakak di Pamulang
By Cecep Mahmud
01 May 2025

Ilustrasi
LBJ - Warga Jalan Masjid Darussalam, Kedaung Ciputat, Pamulang, Tangerang Selatan (Tangsel) digegerkan dengan penemuan seorang pria berinisial N (60) tewas bersimbah darah pada Rabu (30/4/2025). Korban ditemukan di depan sebuah warung kelontong. Diduga kuat, N menjadi korban pembunuhan oleh adik kandungnya sendiri, F (40). Motif pembunuhan diduga terkait dengan sengketa harta warisan.
Kanit Reskrim Polsek Pamulang AKP Fathuroji membenarkan adanya dugaan pembunuhan tersebut.
"Diduga adanya pembunuhan. Kita sedang mengumpulkan bukti. Sementara masih kami dalami. Keduanya masih saudara. Jadi ada hubungan dengan harta warisan," ujar Fathuroji di lokasi kejadian.
Polisi saat ini tengah memburu pelaku yang melarikan diri setelah kejadian.
Korban mengalami luka parah akibat benda tajam di bagian bahu hingga belakang tubuhnya. Fathuroji menjelaskan korban menderita dua luka tusukan yang cukup dalam.
Baca juga: Bocah 14 Tahun Curi Mobil di Bandung saat Pemilik Sedang Memanaskan Mesin
"Dua luka tusukan nyambung bagian belakang punggung. Bekas senjata tajam tapi enggak tahu bentuk barangnya sehingga mengakhiri hidup korban," katanya. Jenazah korban telah dibawa ke RS Polri Kramat Jati untuk keperluan otopsi.
Saksi mata bernama Jefri (58) mengaku melihat pelaku setelah kejadian. Jefri mengenali F sebagai teman masa kecilnya. Ia tidak menyangka F akan melakukan tindakan tersebut.
"Saya lagi ngupas ubi di warung, terus dengar teriakan ibu-ibu 'jangan, jangan'," kata Jefri. Ia mengira ada kecelakaan motor.
"Ternyata pas keluar, teman saya, F lagi ngelap darah di senjatanya. Dia cuma senyum ke saya, terus jalan santai sambil bawa cerulit," lanjutnya.
Jefri menuturkan korban ditemukan tergeletak di warung kelontong tempat biasa korban membeli rokok. Ia sempat hendak memberitahu istri korban, namun istrinya tidak berada di rumah. Jefri kemudian meminta bantuan warga lainnya.
Baca juga: Polisi di Padalarang Tertangkap Kamera Minta Uang Tilang Rp500 Ribu, Emosi Saat Ditanya untuk Apa
Ketua RT 9/04, Arifin, mengungkapkan bahwa konflik warisan dalam keluarga tersebut sudah berlangsung lama. Bahkan, mediasi keluarga sempat dilakukan.
"Konflik masalahnya ya tentang warisan. Dari pas Lebaran haji itu sudah rembukan damai dengan keluarganya, tapi kejadiannya malah begini," ujar Arifin.
Korban diketahui tinggal di RT 9, tidak jauh dari lokasi kejadian. Sementara pelaku tinggal di Bambu Apus, Jalan Mujair. Keduanya telah berkeluarga dan bekerja sebagai buruh.
"Korban dan pelaku sudah punya keluarga masing-masing. Rumah mereka juga enggak satu lingkungan," jelas Arifin.
Pihak kepolisian saat ini masih terus melakukan penyelidikan mendalam terkait motif pasti pembunuhan. Pengejaran terhadap pelaku juga terus dilakukan.***
Update Cepat, Info Lengkap! Join Whatsapp Channel Kami Klik Disini