Waspada! Begini Cara Kerja Deepfake dan Tips Mengenalinya
By Shandi March
29 Apr 2025
.jpeg)
Kasus penipuan dan pemerasan berbasis teknologi kecerdasan buatan (AI) deepfake terus mencuat di berbagai belahan dunia, termasuk Indonesia. (Ilustrasi AI)
LBJ — Kasus penipuan dan pemerasan berbasis teknologi kecerdasan buatan (AI) deepfake terus mencuat di berbagai belahan dunia, termasuk Indonesia. Banyak yang bertanya-tanya, apa sebenarnya deepfake, seberapa besar bahayanya, dan bagaimana cara mendeteksinya?
Deepfake adalah produk AI yang mampu menciptakan video atau audio seolah-olah nyata, padahal sepenuhnya palsu. Istilah ini berasal dari kombinasi deep learning (pembelajaran mendalam) dan fake (palsu). Teknologi ini menggunakan algoritma canggih untuk menghasilkan konten yang sulit dibedakan dari aslinya.
"Deepfake adalah rekaman yang dihasilkan oleh komputer yang telah dilatih melalui gambar-gambar yang tak terhitung jumlahnya," ujar Cristina Lopez, analis senior di Graphika, sebuah perusahaan yang meneliti aliran informasi di jaringan digital, mengutip Business Insider.
Fenomena ini pertama kali meledak pada 2017 melalui forum Reddit, ketika video porno selebritas dengan wajah hasil manipulasi AI mulai beredar.
Baca juga : Dari Kontrakan Bambu ke Kelas Harvard: Yani Anak Penjual Nasgor Asal Ujung Kulon Tembus S2 Top Dunia
Bagaimana Deepfake Bekerja?
Deepfake tercipta melalui dua algoritma pembelajaran mendalam yang saling menguji. Satu algoritma menciptakan konten palsu, sedangkan algoritma lainnya mendeteksi keasliannya. Proses ini berulang hingga tercipta konten yang sangat meyakinkan.
Tak hanya mengubah wajah, suara seseorang juga bisa dipalsukan dengan memberikan sampel suara ke model AI. Akibatnya, siapapun bisa tampak mengucapkan apa saja yang sebenarnya tidak pernah mereka katakan.
Penggunaan deepfake tidak berhenti di ranah hiburan. Kepolisian Inggris bahkan memperingatkan bahwa teknologi ini sudah dipakai untuk kejahatan serius seperti penipuan, pelecehan seksual, dan eksploitasi anak.
"Kita tahu dari sejarah kepolisian bahwa penjahat itu kreatif dan akan menggunakan apa pun untuk melakukan kejahatan. Mereka sekarang menggunakan AI untuk melakukan kejahatan," kata Alex Murray, Kepala Polisi Nasional Inggris bidang AI, dikutip dari The Guardian.
Baca juga : Ini Besaran Gaji PPPK Tahun 2025, Cek Daftar Lengkap Berdasarkan Golongan!
Salah satu contoh nyata adalah penipuan skala besar menggunakan video deepfake untuk menyamar sebagai eksekutif perusahaan demi mencuri dana.
Yang lebih mengkhawatirkan, AI kini mampu menghasilkan ribuan gambar pelecehan anak secara sintetis hanya dalam hitungan jam, menjadikannya tantangan baru dalam penegakan hukum.
Bagaimana Mendeteksi Deepfake?
Mendeteksi deepfake memang sulit, namun bukan tidak mungkin. Peneliti Facebook telah mengembangkan AI yang mampu mengidentifikasi sidik jari digital dari gambar deepfake.
"Dalam fotografi digital, sidik jari digunakan untuk mengidentifikasi kamera digital yang digunakan untuk menghasilkan gambar," tulis ilmuwan riset untuk Facebook Xi Yin dan Tal Hassner, seperti dikutip NPR, beberapa waktu lalu.
Baca juga : Jakarta Lepas 7.926 Calon Haji ke Tanah Suci Mulai 1 Mei
Pola ini kini juga digunakan untuk menelusuri model AI pembuat deepfake.
Peneliti dari Massachusetts Institute of Technology (MIT) juga merancang program Detect Fakes untuk menguji kemampuan publik membedakan konten asli dan palsu. Berikut beberapa tips sederhana untuk mendeteksi deepfake:
- Perhatikan tekstur wajah – kulit sering kali tampak terlalu halus atau tidak selaras dengan usia mata dan rambut.
- Amati gerakan mata – deepfake sering gagal meniru kedipan alami.
- Cermati pencahayaan di wajah – bayangan yang tidak alami bisa menjadi petunjuk.
- Perhatikan silau pada kacamata – perubahan sudut silau biasanya tidak realistis di deepfake.
- Perhatikan rambut wajah dan tahi lalat – seringkali tampak kurang alami.
Deepfake adalah inovasi teknologi yang luar biasa, namun di tangan yang salah, dampaknya bisa sangat merusak. Publik perlu meningkatkan kesadaran digital dan kemampuan mendeteksi konten manipulatif agar tidak terjebak dalam penipuan dan penyebaran informasi palsu.***
Update Cepat, Info Lengkap! Join Whatsapp Channel Kami Klik Disini