×
image

IMF: Tarif Trump Tingkatkan Risiko Stabilitas Keuangan Global, Ancaman Resesi Menguat

  • image
  • By Cecep Mahmud

  • 23 Apr 2025

IMF peringatkan kebijakan tarif yang diterapkan oleh Presiden AS, Donald Trump, telah meningkatkan risiko stabilitas keuangan global. (tangkap layar X)

IMF peringatkan kebijakan tarif yang diterapkan oleh Presiden AS, Donald Trump, telah meningkatkan risiko stabilitas keuangan global. (tangkap layar X)


LBJ - Dana Moneter Internasional (IMF) memperingatkan bahwa kebijakan tarif yang diterapkan oleh Presiden AS, Donald Trump, telah meningkatkan risiko stabilitas keuangan global. Peringatan ini disampaikan dalam Laporan Stabilitas Keuangan Global IMF yang dirilis saat para pemimpin keuangan dunia bertemu di Washington.

Laporan tersebut menyoroti ketidakpastian ekonomi yang dipicu oleh kebijakan tarif.

IMF mencatat bahwa tingkat tarif yang diberlakukan Trump melampaui tingkat yang terjadi selama Depresi Besar. Dampak berantai global menjadi perhatian utama dalam laporan tersebut.

"Risiko stabilitas keuangan global telah meningkat secara signifikan, didorong oleh kondisi keuangan global yang lebih ketat dan meningkatnya ketidakpastian ekonomi," demikian pernyataan IMF.

Dana tersebut memproyeksikan penurunan pertumbuhan ekonomi AS sebesar 1,8 persen untuk tahun ini. Angka ini turun dari perkiraan sebelumnya sebesar 2,7 persen.

Baca juga: Serangan Israel di Gaza Tewaskan 32 Warga Palestina

Tiongkok juga diperkirakan mengalami perlambatan pertumbuhan akibat tarif AS dan tarif balasan Beijing. IMF memprediksi pertumbuhan ekonomi Tiongkok mencapai 4 persen pada tahun 2025, turun dari perkiraan sebelumnya.

Di Eropa, IMF memperkirakan zona euro akan tumbuh sebesar 0,8 persen tahun ini dan 1,2 persen pada tahun 2026. Perkiraan ini turun 0,2 persen dari prediksi awal tahun. Penurunan pertumbuhan juga diprediksi terjadi di Meksiko dan wilayah Amerika Latin serta Karibia.

"Saya tidak ingat kejadian lain dalam kehidupan profesional saya di mana satu tindakan oleh seorang presiden atau perdana menteri telah mengakibatkan penurunan pertumbuhan yang begitu tiba-tiba dalam hitungan minggu," kata Stuart Mackintosh, direktur eksekutif Group of Thirty.

Pasar obligasi AS mengalami lonjakan setelah tarif Trump diberlakukan. Akibatnya, suku bunga naik di negara-negara lain, meningkatkan biaya pinjaman.

IMF juga memperingatkan bahwa ekonomi pasar berkembang menghadapi biaya pembiayaan riil tertinggi dalam satu dekade. Risiko geopolitik, seperti konflik militer, juga dapat memperparah ketidakpastian. Kekhawatiran ini sejalan dengan prediksi ekonom terkemuka lainnya.

Baca juga: Serangan Udara Israel Kembali Tewaskan Warga Sipil di Gaza

Goldman Sachs memprediksi "pertumbuhan AS yang sangat rendah sebesar 0,5 persen" dan peluang resesi tahun depan sebesar 45 persen.

Survei National Association for Business Economics menunjukkan lebih dari separuh responden meyakini peluang resesi pada tahun 2025 mencapai 49 persen. Ekonom JPMorgan memprediksi peluang resesi sebesar 60 persen.

"Kemungkinan terjadinya resesi global dan kemungkinan terjadinya resesi di Amerika Serikat meningkat," kata Mackintosh.

Federal Reserve AS juga memprediksi perlambatan pertumbuhan menjadi 1,7 persen tahun ini.

Kepala ekonom IMF, Pierre-Olivier Gourinchas, menegaskan "independensi bank sentral tetap menjadi landasan".***


Update Cepat, Info Lengkap! Join Whatsapp Channel Kami Klik Disini

Popular Post